Persiapan dan proses persalinan

Memasuki minggu ke 35- kehamilan, anda dan pasangan anda sangat dianjurkan untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi proses persalinan dengan pengetahuan cukup mengenai bagaimana mengantisipasi risiko persalinan, apa saja yang perlu dipersiapkan dalam menghadapi proses persalinan, tahap-tahap persalinan,cara mengatasi rasa sakit tanpa obat-obatan, efek samping yang mungkin timbul karena pemakaian obat-obatan.Hal ini penting bagi anda berdua agar tidak panik dan bertindak tergesa-gesa.

1. Mengantisipasi masalah dan resiko persalinan.
Trisemester ketiga merupakan saat dimana anda sudah mulai disibukkan dengan persiapan persalinan. Sesuai dengan usia kehamilan maka kunjungan ke dokter pun menjadi semakin sering, dengan tujuan untuk memastikan bahwa kehamilan anda termonitor dengan baik, sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dapat segera diambil tindakan. ada dua masalah yang perlu diwaspadai pada trisemester ketiga ini, yaitu:

  • Komplikasi kehamilan adalah masalah-masalah yang sering terjadi pada kehamilan menjelang akhir ini seperti perdarahan, plasenta previa, cerviks lemah, preeklamsia dan eklamsia, posisi bayi, dan gangguan-gangguan kehamilan lainnya yang dapat berisiko pada bayi maupun ibunya.
  • Kelahiran prematur yang paling sering terjadi pada usia kehamilan mencapai 35-36 minggu, yang berarti ada pada trisemester ketiga. oleh karena itu pada masa trisemester ketiga ini baik ibu maupun suami perlu memiliki pengetahuan tentang gejala kelahiran prematur. Dokter atau bidan yang sudah berpengalaman biasanya mengetahui ciri-ciri kelahiran prematur, sehingga kunjungan ke dokter pada masa ini dianjurkan untuk lebih sering dilakukan.

Tanda-tanda Awal Proses Persalinan

Setiap persalinan dan kelahiran itu unik, dan ada banyak sekali ragam pengalaman yang bisa diperoleh. Anda tidak dapat memperkirakan secara pasti bagaimana atau kapan proses persalinan Anda akan dimulai.

Waspadai tanda-tanda berikut ini:

  • Keluar Flek.Sejak terjadinya kehamilan, secara alami mulut rahim tertutup oleh semacam sumbat berupa lendir kental. Sumbat lendir ini bertugas menjaga agar kehamilan bisa terus berjalan sekaligus melindungi janin dari kuman.Pengeluaran lendir bercampur darah. Terjadi karena sumbatan yang tebal pada mulut rahim terlepas sehingga menyebabkan keluarnya lendir yang berwarna kemerahan karena bercampur darah.Pengeluaran darah dan lendir dapat terjadi beberapa hari sebelum persalinan, jadi tunggulah sampai anda mendapat kontraksi yang teratur atau air ketuban pecah, sebelum anda pergi kerumah sakit.Segeralah menghubungi dokter anda bila terjadi pendarahan hebat.
  • Kram-mirip nyeri saat menstruasi
  • Mules. Menjelang persalinan, sistem pencernaan Ibu akan melambat. Lebih baik Ibu makan makanan ringan saja seperti sup, sereal, atau roti dan banyak minum air putih. Membukanya jalan lahir memang diawali rasa mules. Dari rasa yang tak beraturan datangnya, sampai akhirnya Ibu akan merasakannya tiap 5 menit.
  • Kembung, mual, diare, pusing
  • Lepasnya Sumbat Lendir (operculum)Hal ini merupakan pelepasan sumbat lender (operculum), yang menutup pembukaan serviks. Bentuknya bisa berupa gumpalan jelly berwarna merah muda; atau dapat juga berbentuk serangkaian potongan yang lebih kecil; warnyanya bisa saja lebih merah. Sumbat ini ‘lepas’ karena serviks mulai merenggang dan melunak – tetapi ini tidak berarti akan terjadi sesuatu sekarang. Ini dapat berarti proses persalinan akan dimulai kapan saja antara dua jam lagi hingga beberapa hari lagi.
  • Robeknya selaput atau ‘pecahnya ketuban’.Selaput yang dimaksud adalah kantung air atau kantung ketuban, yang menampung cairan ketuban yang mengelilingi si bayi. Ketika selaput robek, cairan ketuban keluar. Ini dapat terjadi seperti cairan yang tiba-tiba menyembur, tetapi biasanya lebih seperti tetesan perlahan. Panggil bidan Anda atau Rumah Sakit jika Anda mengetahui bahwa ketuban Anda pecah, dan mintalah saran mereka. Mereka mungkin menganjurkan Anda untuk datang – ada resiko infeksi jika ketuban pecah dan bayi menunggu terlalu lama untuk dilahirkan. Juga ada resiko kepala bayi Anda tidak berada di panggul, karena air ketuban juga dapat mendorong tali pusar ke bawah. Kondisi bisa menyebabkan bayi Anda menekannya – dan berarti ada resiko terhadap suplai oksigen bayi. Sebagian besar wanita yang air ketubannya pecah mengalami persalinan normal, dan tidak terlalu lama setelahnya.
  • Kontraksi.Hitung jumlah dan jarak waktu kontraksi. Jika kontraksi terus mendekat dalam waktu satu atau dua jam, dan berlansung lebih lama dari 40 detik, dan bertambah kuat, kemungkinan besar mereka adalah kontraksi persalinan.kontraksi adalah : Rahim merupakan jaringan serat otot yang kompleks. Serat-serat ini berkontraksi dan memendek, untuk menarik serviks dan meningkatkan tekanan ke bawah di bagian atas rahim. Pada saat puncak kontraksi, serat otot ada di saat terpendeknya…. dan selanjutnya mereka relaksasi dan hilanglah kontraksi. Akan tetapi, setiap kontraksi otot menyebabkan otot lebih pendek sedikit dari sebelumnya. Kondisi ini menyebabkan serviks sedikit lebih terbuka dibanding sebelumnya dan bayi bergerak lebih ke bawah.Apakah kontraksi itu menyakitkan? Ya, bagi hampir semua wanita. Mereka merasa seperti ada yang mengencang secara perlahan-lahan di perut Anda – jika Anda pernah mengalami rasa sakit pra-menstruasi (yang juga merupakan kontraksi rahim), seperti itulah kira-kira rasa sakitnya. Beberapa wanita merasakannya di punggung atau paha mereka

Saat yang tepat menghubungi dokter adalah ketika Ibu merasakan tanda-tanda memasuki tahap persalinan. Dokter akan memantau waktu kontraksi dan gejala lainnya.Apalagi jika Ibu mengalami pecah ketuban. Jangan tunda menghubungi dokter. Dokter akan memberitahu Ibu kapan saatnya berangkat ke rumah sakit. Jadi Ibu harus sudah siap.

  • Untuk bayi pertama, Ibu harus menghubungi dokter saat kontraksi terjadi tiap 5 menit dan berlangsung selama 30-40 detik. Biasanya dokter akan meminta Ibu segera ke rumah sakit.
  • Untuk bayi kedua dan seterusnya, Ibu bisa menghubungi dokter saat kontraksi terjadi tiap 7 menit. Kalau persalinan sebelumnya berlangsung lama, mungkin dokter akan meminta Ibu menunggu hingga kontraksi meningkat.

Kalau Ibu pernah mengalami masalah pada persalinan sebelumnya atau butuh operasi caesar, dokter akan mengingatkan Ibu untuk menguhubunginya sebelum kontraksi meningkat.

Mungkin Ibu langsung berangkat ke rumah sakit begitu merasakan tanda-tanda akan melahirkan. Tapi ada juga yang menghubungi dokter sebelum memutuskan berangkat ke rumah sakit.

Melalui telepon, dokter  akan menanyakan:

  • Kapan terakhir kali Ibu merasakan gerakan bayi Ibu.
  • Sejak kapan kontraksi terjadi, berapa sering dan berapa lamanya.
  • Apakah ketuban Ibu sudah pecah atau Ibu mengalami pendarahan di vagina.
    Berdasarkan hal itu, dokter akan menyarankan apa Ibu masih harus menunggu dirumah atau segere ke rumah sakit.

Tanda-tanda darurat

Selain tanda-tanda umum, Ibu perlu tahu ‘tanda-tanda darurat’,  dimana Ibu harus langusng berangkat ke rumah sakit dan menghubungi dokter kalu Ibu merasakannya.

  • Terjadi kontraksi. padahal kehamilan Ibu kurang dari 37 minggu.
  • Ibu tidak merasakan gerakan bayi sekitar 8-10 jam atau kurang dari 10 gerakan dalam 24 jam.
  • Kontraksi terlalu menyakitkan.

Kontraksi Palsu

Ketika merasakan kontraksi, jangan terkecoh dengan kontraksi palsu atau dikenal juga dengan nama Braxton Hicks.Kalau ini kehamilan pertama dan Ibu belum mengenali kontraksi sebenarnya, mungkin Ibu mengira sudah saatnya melahirkan. Tapi tidak ada salahnya kalau Ibu menghubungi dokter untuk memastikannya.

Tahap Pertama

Persalinan biasanya dibagi atas tiga tahap. Tahap pertama merupakan yang terpanjang bagi hampir semua wanita, tetapi lamanya sangat bervariasi. Biasanya antara satu jam sampai 20 jam dianggap normal.

Proses persalinan dimulai sebagai respon atas cetusan hormonal yang datang dari bayi. Kelenjar adrenalin bayi menjadi matang dan mulai mengeluarkan hormon kortison. Sebagai responnya, ibu memproduksi hormon yang bernama prostaglandin – dan inilah yang merangsang rahim untuk memulai kontraksi.

Dengan setiap kontraksi:

  • Rahim mendorong bayi ke bawah
  • Serviks membuka dan menjadi lebih tipis. Di akhir tahap pertama, serviks benar-benar terbuka; cukup untuk memungkinkan bayi melalui dan masuk ke dalam kanal kelahiran (vagina). Hal ini digambarkan dengan istilah terbuka 10 sentimeter atau bukaan penuh. Bagaimana kontraksi berubah. Di awal proses persalinan, kontraksi berlangsung selama 40 detik, sekali dalam setiap 10 menit. Di akhir persalinan, setiap kontraksi berlangsung lebih dari satu menit dengan perbedaan di antaranya tidak lebih dari satu menit. Persalinan cenderung menjadi lebih cepat sesuai perkembangannya. Biasanya serviks membutuhkan waktu jauh lebih sedikit untuk membuka lima sentimeter yang kedua, dibandingkan dengan lima sentimeter pertama. Bagaimana caranya agar tetap nyaman. Sebagian besar wanita dapat mengatasi tahap persalinan ini jika mereka merasa lebih bebas untuk bergerak ke posisi yang paling baik menurutnya. Posisi-posisi tersebut bisa berupa:
    • Berlutut
    • Condong ke depan di atas bantal atau pangkuan pasangan Anda
    • Condong ke dinding
    • Beristirahat dengan berlutut di atas dua kaki dan dua tangan… dan posisi lain yang dapat membantu – posisi yang berbeda mungkin bekerja lebih baik untuk Anda di lain waktu. Merawat bayi Anda selama persalinan. Monitor janin terus memantau kesehatan bayi Anda dengan mengukur denyut jantungnya.

Bidan dapat menggunakan stetoskop Pinard, yang terlihat seperti terompet telinga. Dia menempatkannya di perut Anda dan mendengarkan detak jantung bayi.

Anda mungkin akan dipasangkan ke monitor janin elektronik yang mendengarkan dan memperlihatkan detak jantung bayi sebagai suatu angka di layar. Alternatifnya, sebuah elektroda kecil dijepitkan ke kulit kepala bayi menangkap detak jantungnya dan hasilnya diteruskan ke mesin. Detak jantung juga dicetak, sehingga dapat dilihat dan diperiksa setiap waktu. Bentuk pemantauan ini dapat terus berlanjut.

Telemetri mengirim sinyal denyut jantung melalui gelombang radio ke unit penerima. Anda tidak secara langsung terpasang ke monitor, sehingga Anda bebas untuk bergerak, asal Anda tetap berada di dalam jangkauan monitor. Pengamatan ini juga dapat terus berlanjut.

Mesin Doppler menggunakan ultrasonografi untuk memantau. Sebuah unit pemancar-penerima kecil diletakkan di atas perut Anda untuk mendapatkan detak jantung.

Tahap Kedua

Tahap kedua persalinan mulai ketika serviks sudah membuka sepenuhnya, dan diakhiri dengan kelahiran bayi Anda. Tahap ini berakhir antara beberapa menit sampai dua jam.Anda akan tahu bahwa Anda berada di tahap kedua ketika Anda merasakan keinginan yang sangat kuat untuk mendorong ke bawah. Jika Anda menggunakan epidural, Anda mungkin tidak merasakannya sekuat itu, atau malah tidak merasakannya sama sekali. Bidan akan memberitahu Anda apa yang harus dilakukan jika Anda tidak merasakannya.Anda mungkin merasa perlu menahan napas untuk mendorong ke bawah; jangan menahan terlalu lama. Dengarkan bidan dan ikuti petunjuknya. Dia bahkan mungkin melarang Anda mendorong – mungkin karena ada sebagian kecil ‘bibir’ serviks yang masih terlipat ke dalam. Ketika bibir membuka, Anda siap untuk beraksi! Atau, dia mungkin melihat perineum Anda – kulit di antara vagina dan anus – terlalu tertarik dan hendak mencegah terjadinya sobekan. Anda mungkin diminta untuk “mengeluarkan bayi dengan bernapas”, dengan napas yang ringan dan lembut.Beberapa wanita tidak merasakan dorongan untuk mendorong ke bawah, walaupun mereka tidak menggunakan epidural. Bayi meluncur keluar begitu saja. Ini bisa terjadi hanya jika Anda sudah memiliki beberapa anak.

Bayi Anda pada pandangan pertama

Ketika kepala terlihat jelas di bibir kemaluan, Anda atau mitra melahirkan Anda dapat memegang cermin jika Anda mau, sehingga Anda dapat melihat kejadiannya. Dengan satu atau dua kontraksi lagi, kepala bayi Anda keluar lebih dulu dan seluruh badannya akan mengikuti.

Bidan Anda akan dengan lembut mengangkat bayi Anda dan menempatkannya di pelukan Anda atau di atas perut Anda, sehingga Anda dapat melihatnya dengan jelas dan menyambutnya.

Apa saja yang membuat Anda merasa senyaman mungkin di antara kontraksi dan memungkinkan bayi Anda keluar dengan aman.Beberapa posisi melahirkan misalnya :

  • Berjongkok sambil berdiri dengan pendukung akan memungkinkan panggul Anda terbuka lebar dan bayi Anda dilahirkan dengan bantuan tenaga gravitasi. Anda membutuhkan dukungan pada badan bagian atas untuk menjaga keseimbangan Anda. Jika pasangan Anda cukup kuat, dia dapat memegang Anda dari belakang, di bawah lengan Anda. Lutut Anda harus lebih rendah pinggul Anda (dapat terlalu memaksa sendi Anda).
  • Sebuah bangku atau kursi mendukung Anda dalam posisi agak jongkok. Anda juga perlu dipegang.
  • Berlutut di atas kedua tangan dan kaki memungkinkan Anda untuk beristirahat dengan mencondongkan diri ke depan di antara kontraksi.
  • Berbaring lurus tidak terlalu membantu kelahiran. Ada tekanan pada panggul Anda dan bayi Anda harus berjalan “menanjak” melawan gravitasi. Duduk di tempat tidur yang dialasi beberapa bantal dan mungkin pasangan Anda akan lebih baik.

Kepala bayi Anda biasanya muncul menghadap ke punggung Anda. Bidan dapat memeriksa tali pusar bayi, untuk memastikan tidak melibat leher. Bahu kemudian berputar sehingga badan menyamping dan kepala, sekarang di luar Anda berputar ke samping juga.

Sebagian bayi perlu dibantu dengan forceps atau ventouse agar bisa lebih cepat keluar. Forceps adalah sepasang sendok yang terhubung yang menggenggam kepala bayi untuk membantunya keluar. Ventouse menggunakan pompa vakum untuk membantu bayi menjalani beberapa senti terakhir dari perjalanannya menuju dunia luar. Bayi mungkin membutuhkan salah satu dai kedua alat bantu ini untuk dilahirkan secara cepat, sebagai contohnya:

  • Jika dia mengalami “kesulitan” (“distress”) – terlihat dari detak jantung menjadi pelan atau jika bayi mengeluarkan meconium (isi dari usus besar bayi) yang akan mengotori cairan ketuban atau terlihat dari sampel darah yang diambil dari kulit kepala bayi.
  • Jika jalan keluarnya terlalu sulit karena posisinya kurang baik atau karena panggul ibu tidak bisa cukup terbuka.
  • Jika kontraksi Anda sudah melemah atau Anda kelelahan.
  • Jika bayi prematur, sehingga tulang tengkoraknya yang masih lunak lebih membutuhkan perlindungan.

Kadangkala, perineum robek ketika tertarik saat kepala bayi lewat. Atau bidan mungkin akan bertanya apakah dia boleh memotong perineum karena dia merasa Anda bisa mengalami sobek besar bila bayi harus dilahirkan dengan segera. Perineum Anda akan dipotong apabila Anda menggunakan forceps. Pemotongan ini dikenal sebagai episiotomi. Sobekan besar dan episiotomi perlu dijahit setelahnya. Anda akan diberi anastesi lokal ketika sudah selesai. Jahitan akan hilang dengan sendirinya; jahitan tersebut tidak perlu dibuka.

Tahap Ketiga

Tahap ketiga persalinan adalah pengeluaran plasenta (uri) dan selaput. Hal ini terjadi hanya beberapa menit setelah kelahiran bayi Anda dan berlangsung antara 10 sampai 20 menit.Anda mungkin tidak menyadari terjadinya tahap ketiga ini.Biasanya Anda akan diinjeksi dengan hormon ke dalam paha atau pantat Anda, yang menstimulasi rahim untuk berkontraksi. Injeksi ini diberikan ketika bayi Anda sudah hampir dilahirkan, biasanya ketika bahu pertama muncul. Bidan harus meminta ijin Anda sebelum melakukannya.Selanjutnya, pada saat kelahiran bayi Anda, tali pusar dijepit dipotong.

Injeksi sekarang mulai terasa pengaruhnya. Rahim berkontraksi dengan sangat keras dan plasenta akan mengelupas sendiri dari dinding dalam rahim. Anda mungkin dapat mendorong keluar plasenta atau dapat bidan membantu keluarnya plasenta dengan menempatkan satu tangan di atas perut untuk melindungi rahim, ketika tali pusar ditarik dengan tangan yang satu lagi.

Pada saat bersamaan dengan mengelupasnya plasenta, pembuluh darah yang tergantung padanya akan tertutup dan berhenti mengeluarkan darah (walaupun tetap wajar bila ada sedikit darah yang keluar).

Tahap ketiga fisiologis – tidak menggunakan injeksi dan menunggu memotong tali pusar, tanpa bantuan dalam mengeluarkan plasenta – artinya membiarkan semuanya terjadi dengan alami.

Kegiatan menyusui bayi Anda atau hanya dengan membiarkan bayi dalam pelukan Anda akan menstimulasi keluarnya hormon oxytocin. Hormon ini akan beraksi pada rahim Anda, yang kemudian akan berkontraksi, mengeluarkan plasenta dan selaput. Tali pusar kemudian dipotong ketika telah berhenti berdenyut dan sering setelah plasenta dikeluarkan.

Jika Anda memilih melalui tahap ketiga dengan alami, beritahu orang yang merawat Anda dan bicarakan sebelum Anda memasuki proses persalinan. Jika Anda pernah mengalami masalah selama kehamilan atau selama persalinan, tahap ketiga yang alami mungkin bukan merupakan pilihan yang aman.

Jam-jam Pertama Setelah Melahirkan

Satu jam pertama setelah kelahiran adalah saat yang tidak akan pernah Anda lupakan. Anda akan merasa sangat berbahagia namun mungkin kelelahan juga – akan sangat membantu apabila Anda mengetahui apa yang akan terjadi.
Bayi Anda mungkin terlihat seperti teremas dan berkerut, dan mungkin juga terlihat agak biru di bagian tangan dan kaki. Di kulitnya mungkin masih terlihat sisa vernix, walaupun terkadang sebagian sudah dibersihkan sebelum bayi diberikan pada Anda.
Ia mungkin cukup sadar dan terjaga. Ia akan mulai mencari-cari puting Anda – artinya ia mulai melakukan gerakan-gerakan menghisap dengan mulut dan bibirnya, dan menggerakkan kepalanya seperti mencari buah dada. Setelah beberapa saat, ia akan mulai relaks, dan bahkan jatuh tertidur, terutama jika Anda sudah menyusuinya.Anda akan merasa seperti di awang-awang dan begitu lelah pada saat yang bersamaan! Pada saat ini Anda mungkin juga sedang dijahit, jika Anda melalui proses episiotomi atau tersobek.

Jika Anda baru saja mengalami proses persalinan yang panjang atau sulit, Anda mungkin tidak ingin melakukan apa-apa kecuali tidur – begitu pula dengan bayi Anda. Hal ini boleh-boleh saja. Akan ada banyak kesempatan lain untuk memeluk dan menatap bayi Anda, dan mengenalnya.

Leave a comment